Kali ini Luna bangun lewat lagi, dari semalam Luna merasa tidak sihat tetapi dia masih boleh bertahan. Ubat yang dibelinya semalam masih ada dan akan dimakan lagi sebentar nanti. Nasib baik waktu kuliah di kanada jam9 pagi, jika tidak pasti dia terlewat ke kuliah. Rakan sebiliknya Michella tidak berada bersamanya. Sudah dua hari dia ke kampung halaman kerana masalah keluarga. Luna tidak pula bertanya akan masalah itu. Setelah bersarapan dia bersiap dan bergegas ke kuliah.
“Luna, can u please wait for a few minutes? I need to talk with u.” Demikian seriusnya Mrs. Hana bercakap dengan Luna selepas kelas habis. Luna berfikir akan apa yang telah dilakukannya sehingga Mrs. Hana mahu bercakap dengannya. Dia harap dia tidak menimbulkan masalah yang serius.
“Luna, come with me in my room..”, Mrs. Hana mengajak Luna ke biliknya setelah semua pelajar keluar. Luna mengikutinya dari belakang.
“Have a seat..”
“Anything i’ve done wrong, Mrs. Hana?”
“O..I’m sorry, actually, i have to tell you this, your mark for this subjek is getting low, is anything you can tell me, why is that happen?”
“Erm..i’m so sorry Mrs. Hana, i was just not really concentrate of my study because of my financial problem. And then one of my book are missing somewhere, i don’t know..but i’ll be carefull next time and won’t be dissapoint you again.”
“I’m not angry with you, i know you still finding yourself here even it’s already a month since you arrive, but i don’t want you to lose your focus and your intention to come here...actually i proud that i have a student from Malaysia, and if you have to know, i will be here if you need any help, anything not only your study.”
“Thank you Mrs. Hana, you’re so generous, and yes i really need someone to help me and i hope i’m not a burden for you.”
“How can you say that? I’m your guidance, a teacher just like school...i want you to success here and i hope i can help you just like a friend of mine help me when i was pursuing my study in Malaysia. Just let me know if u need anything..okey?”
“Alright, i’ll let you know if i need anything..”
“Good...now you can go and remember, don’t study hard but study smart.”
“Okey..thanks Mrs. Hana...”, Luna meminta izin keluar dan terus ke bilik asramanya. Dilihatnya beg Michella ada di atas katil tetapi orangnya tidak kelihatan. Mungkin dia keluar makan, fikirnya dalam hati. Luna memakan sandwich yang dibelinya dan sambil berfikir akan hari-hari mendatangnya di kanada. Kemudian dia teringat akan ayah ibunya dan adik-adiknya, Suraya dan Isabell, Justin, Zasmond dan akhir sekali...ya dia terlupa membuka hadiah yang diberi Zasmond padanya. Dia mencari bakul yang dibawanya semasa berada di lapangan. Di dalamnya masih tersimpan rapi hadiah Zasmond, sudah sebulan tidak dibukanya. Dia benar-benar lupa. Dia mengambil hadiah itu lalu duduk di mejanya dan mula membukanya. Dia terlihat sebuah patung kecil yang comel bertulis ‘Gud Luck and remember me..’. Kemudian terselit sekeping kad lalu dia membacanya.
Luna,
Zas mungkin kecewa kerana Zas bukan lelaki pertama yang dapat meyakinkan Luna akan cinta seperti adam dan hawa. Tetapi dalam hati Zas belum pernah merasa seperti ini dan yakin Zas telah bertemu gadis idaman Zas. Jika suatu hari nanti takdir kita bukan untuk bersama, Zas mahu Luna tahu Zas pernah mahu mendampingi Luna. Kalau Tuhan memberikan peluang untuk kita bersama, Zas tidak akan pernah mensia-siakan Luna. Apa pun biarlah Tuhan yang menentukannay. Semoga Luna berjaya tempuhi segala rintangan dalam hidup Luna dan berharap Luna baik-baik di kanada.
Zasmond @ Zas
Selepas membaca kad itu, baru dia sedar Zasmond bukan seperti lelaki yang pernah didampinginya. Namun mungkin semuanya sudah terlambat. Hanya dia mampu berdoa semoga Tuhan memberikan petunjuk kepada hamba-hambaNya. Dia menyimpan kembali kad itu tetapi patung kecil itu disimpannya di atas mejanya, mungkin boleh menjadi inspirasi baginya untuk terus bertahan di bumi kanada untuk 5 bulan lagi.
Sementara Luna menyusun buku-buku, Michella masuk sambil menangis. Dia mendapatkan Michella yang duduk di katil.
“Michella, what’s wrong? Why are you crying?”
“Luna, i want a hug...”, lalu Luna memeluk Michella yang menangis seperti kehilangan sesuatu.
“Michella, tell me why are you crying?”
“Luna, my dad is gone...he’s really gone..”
“O..i’m sorry, just cry if you want, i know this is hard for you to accept, what’s happen actually?”
“3 days ago, my mum call me that my dad is in a hospital, he is struggling from his heart attack, so i went home and see my dad with my family...doctor said he’s critical and maybe...”
“Ok..ok..i understand, no need to explain more, just calm down and accept he is gone, i know it is really hard for you, i will not stop you but if you need anything just tell me, alright?”
“Thank you so much, you are such a good friend...”
“Welcome, just let yourself rest ok, sleep if you want..”, Luna membelai rambut Michella yang masih teresak-esak menangis, dia membiarkan Michella menangis, dia benar-benar simpati dengan Michella yang kehilangan ayah tersayang. Teringat pula dia kata-kata ayahnya, kehilangan bukan bererti melupakan tetapi menerima sesuatu yang mungkin mematangkan kita. Dia membelai rambut rakan sebiliknya, sehingga dia benar-benar pasti Michella tertidur. Dia kembali ke mejanya lalu mengeluarkan dairi dan menulis sesuatu, sudah pasti dia menulis sesuatu yang berlaku pada hari ini. Akhir sekali dia berdoa moga roh ayah Michella diberkati dan semoga Michella menempuh harinya dengan lebih baik.
No comments:
Post a Comment